Monday, May 28, 2018

Cara bertanam secara hidroponik

6 CARA BERCOCOK TANAM HiIDROPONIK BAGI PEMULA DI RUMAH

Hidroponik telah berkembang semakin pesat semenjak pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke di Universitas California, Amerika Serikat. Metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah ini diminati oleh banyak orang untuk tujuan komersial atau sebatas menyalurkan hobi. Kini, hidroponik telah mempunyai beberapa sistem dengan praktik yang paling mudah hingga tingkat kesulitan yang tinggi.

Setidaknya, ada 6 macam sistem bercocok tanam hidroponik yang perlu Anda ketahui, yakni
1 Sistem sumbu (wick system)
2 Irigasi (drip system)
3 Pasang surut (ebb & flow)
4 NFT (nutrient film technique)
5 Rakit apung (water culture)
6 Aeroponik.

Dari keenam sistem tersebut, Anda bisa mencoba dari tingkatan yang paling mudah apabila dalam proses belajar.
Namun saya tidak akan membahas semuanya karena akan panjang materinya dan itu akan membuat anda bosan untuk membacanya jadi pada kesempatan kali ini saya akan membahas 2 dulu yaitu sistem WICK atau lebih dikenal dengan sistem SUMBU dan sistem FERTIGASI atau lebih dikenal dengan sistem IRIGASI

1. SISTEM SUMBU (WICK)

Cara bercocok tanam hidroponik Sistem Sumbu (Wick)
Dalam melakukan kegiatan hidroponik tanaman, wick system atau sistem sumbu merupakan salah satu sistem yang paling sederhana. Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar tanaman disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu. Dalam sistem sumbu, media tanam hidroponik yang digunakan antara lain adalah kerikil, arang sekam, rockwool, sabut kelapa, dan media penopang lain yang bukan berasal dari tanah.

Hidroponik dengan sistem sumbu sangat cocok untuk Anda yang baru mencoba bertanam dengan hidroponik. Dengan bentuk sederhana serta proses perancangan yang tidak terlalu sulit tentu lebih mudah untuk dipelajari dan risiko mengalami kegagalan pun presentasenya sangat kecil. Anda bisa melakukan hidroponik sumbu di pekarangan rumah. Bentuknya yang kecil membuat cara bercocok tanam hidroponik dengan sistem wick tidak banyak memakan ruang.

Untuk mencoba sistem hidroponik yang paling mudah ini, diperlukan beberapa barang seperti botol bekas atau wadah-wadah bekas lain yang bisa ditemukan di sekitar kita. Prinsip kerja hidroponik sumbu ialah dengan menempatkan nutrisi pada potongan botol bagian bawah. Nutrisi tersebut akan menjalar melewati kain sumbu ke atas dan berada di antara media tanaman sehingga akar tanaman memperoleh nutrisi.

KELEBIHAN SISTEM SUMBU{WICK}:
1 Biaya untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan tergolong sangat murah.
2 Bentuk yang sederhana dan pembuatannya yang mudah memungkinkan hidroponik wick bisa dilakukan oleh siapa saja.
3 Dikarenakan menggunakan media penyalur berupa sumbu maka frekuensi penambahan nutrisi bisa lebih jarang.
4 Tidak perlu mengeluarkan dana khusus untuk membayar biaya listrik sebagaimana ditemukan pada sistem hidroponik lain.
5 Mudah untuk dipindahkan.

KEKURANGAN SISTEM SUMBU{WICK}:
1 Jumlah tanaman yang dihidroponikkan apabila berjumlah banyak maka akan sedikit sulit dalam mengontrol pH air.
3 Hanya cocok untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kapiler sumbu dalam menyalurkan nutrisi bersifat terbatas.

2. SISTEM IRIGASI (FERTIGASI)

Drip system atau sistem irigasi atau fertigasi juga termasuk salah satu cara bercocok tanam hidroponik yang paling sering dipakai oleh para petani dunia. Sistem irigasi lebih terkenal untuk menanam sayuran seperti cabai, terong, timun jepang, paprika, dan tomat. Sedangkan untuk buah yang paling umum ditanam dengan sistem irigasi adalah buah melon dan stroberi.

Teknik irigasi dianggap lebih hemat biaya. Hal ini bisa terlihat pada kegiatan pemupukan yang dapat dikurangi karena pupuk hanya diberikan bersamaan dengan proses penyiraman. Selain itu, sistem irigasi meningkatkan efisiensi pemakaian unsur hara karena pemberian pupuk hanya sedikit tetapi kontinyu. Kemungkinan kehilangan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, seng, dan zat besi akibat pencucian dan denitrifikasi juga ikut berkurang apabila menggunakan teknik fertigasi.

Untuk memulai bercocok tanam dengan sistem hidroponik irigasi ada beberapa alat yang diperlukan serta ruangan yang cukup besar, seperti dripper, nipper, microtube, wadah penampungan nutrisi, pompa, pipa nutrisi, polybag, dan timer. Prinsip dasar sistem irigasi adalah dengan mengalirkan larutan nutrisi dalam bentuk tetesan yang berlangsung secara kontinyu, terus menerus, serta sesuai takaran.

Sistem bercocok tanam ini tidak menggunakan media tanam tanah. Beberapa yang kerap digunakan misalnya serbuk sabut kelapa, sekam padi, perlit, vermikulit, dan zeolit. Sedangkan yang benar-benar lebih sering dipilih sebagai media tanam adalah cocopeat dan sekam padi dikarenakan lebih murah dan mudah untuk didapat.

KELEBIGHAN SISTEM FERTIGASI{IRIGASI}:
1 Waktu pemberian nutrisi harus sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.
2 Dikarenakan menggunakan media selain tanah, maka memungkinkan akar tanaman lebih mudah tumbuh dan berkembang.
3 Menjamin kebersihan dan bebas dari penyakit.
4 Apabila serius dalam menjalankannya, maka sistem hidroponik fertigasi skala besar bisa menjadi ladang penghasilan yang cukup besar.
5 Hasil tanaman yang didapat lebih banyak dan mempunyai kualitas yang lebih baik.
6 Penggunaan nutrisi atau pupuk yang tepat.

KEKURANGAN SISTEM FERTIGASI{IRIGASI}:
1 Modal yang dibutuhkan untuk menyiapkan instrumen atau komponen perancang relatif tinggi.
2 Diperlukan wawasan lebih luas dan mendalam mengenai tanaman.
3 Perawatan ladang yang harus selalu dikontrol secara berkelanjutan.
4 Apabila terjadi gangguan atau kesalahan dan bahkan kerusakan pada sistem pengairan, maka akan berpengaruh terhadap hasil pertanian.

SEMOGA BERMANFAAT BUAT SAHABAT SEMUA DAN SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA BERHASIL
DAN SUPAYA HASILNYA LEBIH MEMUASKAN TAMBAHKAN POC DAN HORMONIK DALAM MERAWATNYA SEHINNGA NUTRINYA BISA TERPENUHI DENGAN BAIK
Salam berkebun
Jangan lupa like dan komentnya😀😀😀

No comments:

Post a Comment